Berita
Tantangan Dunia Pendidikan di Masa Pandemi
- 16 April 2021
- Posted by: webmaster
- Category: artikel widuri

Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan pendidikan dunia di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi. Situasi pandemi ini menjadi tantangan bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan. Demikian dikatakan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam, pada acara Konferensi Internasional Energi dan Keberlanjutan Medan.
“Saat ini pandemi menjadi tantangan dalam mengembangkan kreativitas terhadap penggunaan teknologi, bukan hanya transmisi pengetahuan, tapi juga bagaimana memastikan pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik,” tutur Nizam.
Pada saat yang bersamaan, lanjut Nizam, tantangan ini juga menjadi kesempatan bagi semua tentang bagaimana penggunaan teknologi dapat membantu membawa mahasiswa dan pelajar menjadi kompeten untuk abad ke-21. Keterampilan yang paling penting pada abad ke-21 ialah mandiri belajar atau pembelajar mandiri sebagai hasil dari edukasi.
Nizam menjelaskan masa pandemi ini dapat melatih serta membangun kebiasaan menjadi pembelajar mandiri melalui berbagai kelas kelas tantangan atau webinar yang diikuti oleh mahasiswa. Selain itu, mahasiswa juga dapat bekerja sama dengan yang lain untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran serta masalah-masalah nyata yang ada. Ia menambahkan bahwa situasi ini bukan hanya menjadi tantangan mahasiswa, namun juga para dosen dalam menyampaikan edukasi dimana para dosen perlu memastikan bahwa mahasiswa memahami materi pembelajaran.
“Pembelajaran yang berani menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dengan situasi Indonesia yang memiliki ribuan pulau. Bagaimana teknologi dapat digunakan, bagaimana penyediaan akses internet pada daerah-daerah, dimana barang elektronik tanpa akses internet masih menjadi suatu kemewahan. Ini merupakan tantangan bagi semua pihak, saat ini kita harus bekerja keras bersama bagaimana membawa teknologi menjawab permasalahan yang terjadi pada mahasiswa dan pelajar yang kurang beruntung dalam hal ekonomi atau teknologi yang berada di daerah-daerah terpencil, ”lanjutnya.
Kebijakan pandemi Covid-19 juga para pemangku kebijakan di bidang pendidikan untuk menyesuaikan diri dalam melaksanakan proses pembelajaran. Penyesuaian ini diwujudkan melalui kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MB-KM), dimana mahasiswa yang diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas dan kompetensi baru melalui beberapa kegiatan pembelajaran di luar program studinya.
Adapun program-program pada masa pandemi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi berupa relawan pengendalian Covid-19 (RECON), KKN Tematik, Mengajar Dari rumah (MDR), dan Permata Sakti. Seluruh program tersebut diikuti oleh ratusan ribu mahasiswa di seluruh Indonesia.
Di sisi lain, Nizam pun menyampaikan masa pandemi ini juga memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk keluar dari pandemi dan menjadi green nation . Menurutnya, sejak masa pandemi hadir, lingkungan menjadi lebih bersih akibat berkurangnya emisi gas buang, mengingat terbatasnya aktivitas masyarakat di luar rumah.