Berita
Sudah Belajar Daring, Masih Perlukah Ekskul Online?
- 14 March 2021
- Posted by: webmaster
- Category: artikel widuri

Bukan hanya kegiatan belajar saja yang dikemas secara daring. Ekstrakurikuler (ekskul) juga diadakan dalam bentuk yang sama. Tentu jadi opsi yang menarik. Namun masih perlukah bergabung ketika anak-anak di rumah sudah disibukkan dengan belajar online?
Sebab walau kegiatannya berbeda, yakni belajar dan ekskul, namun mengingat sama-sama dilakukan secara daring jadi tetap terasa sama saja. Tidak seantusias dan sesemangat seperti jika bertemu langsung. Karena biasanya ekskul dilakukan di ruang yang berbeda dengan belajar di kelas. Dikerjakan bersama dengan teman-teman, belum lagi ada bumbu-bumbu canda dan tawa riang.
Sementara di rumah, tak jauh-jauh dari tetap melihat lewat layar datar dan duduk-duduk saja seharian. Apalagi sebelumnya sudah lama menyimak materi pelajaran dengan setumpuk tugas. Jenuh, bosan, dan itu-itu saja mungkin yang terasa dominan bagi anak-anak.
Tapi tak bisa dikesampingkan juga mengenai manfaat ekskul. Anak-anak tetap membutuhkannya untuk meningkatkan skill dan mengembangkan bakat minatnya. Jadi, bantu mereka untuk memilah ekskul online yang tepat. Di samping melihat hasilnya, agar antara waktu yang sudah terkuras dengan efektivitasnya mampu menghasilkan impian yang diinginkan. Bukan malah menjebak anak dalam kegiatan yang monoton dan tanpa hasil sama sekali.
Sebaiknya orang tua perlu memerhatikan mengenai waktu ekskul online. Pertama apakah ada jeda antara belajar dengan ekskul online. Ini penting sekali supaya anak memiliki waktu istirahat dan menjauhkan diri sesaat dari yang namanya gawai.
Kemudian perhatikan berapa lama kelas ekskul online berlangsung. Mengingat seharusnya anak menatap layar tak lebih dari dua jam. Terlebih bila terjadi secara terus menerus. Ada dampak besar yang bakal menanti. Dari potensi kecanduan, kegemukan, mata minus, dan sebagainya.
Terakhir, berapa kali dalam seminggu. Apakah waktu untuk mengikuti ekskul masih bisa ditoleransi atau justru kian membebani anak dan menggerus waktunya bermain tanpa distraksi gawai.
Bila kondisi ini yang terjadi, barangkali orang tua bisa mengupayakan latihan sendiri. Misalnya belajar otodidak dengan dipandu langsung oleh orang tua. Materinya pun bisa diunduh darimana saja. Selain anak merasa senang, hubungan keluarga juga kian erat.
Amati dari efektif tidaknya. Orang tua dapat memakai tolak ukur perilaku anak menghadapi ekskul online atau prediksi-prediksi lainnya. Contohnya anak kemungkinan besar tetap akan bosan atau mulai semangat sebab ada hal-hal baru untuk dipelajari. Kenali itu semua, supaya sejak awal memang tidak menikmati, biarkan anak melakukan agenda lain yang lebih bermanfaat.
Perhatikan pula bagaimana interaksi yang berlaku. Cukup menyampaikan materi secara live, ada praktik langsung, terjadi searah atau dua arah, atau seperti apa. Layaknya dua orang yang berbicara satu sama lain, ekskul online mesti menghasilkan relasi yang sepadan dan interaktif.