Berita
“Program Kampus Mengajar Akan Diperbesar”
- 18 March 2021
- Posted by: webmaster
- Category: artikel widuri

Pendidikan masih menjadi isu hangat di Indonesia, khususnya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) berupaya mengatasi hal ini, salah satunya dengan program Kampus Mengajar.
Kampus Mengajar sendiri merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar. Program ini baru saja dirilis pada Selasa, (9/2/2021) kemarin oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
D mengutip dari laman Kampus Merdeka, pendaftaran program ini dibuka dari tanggal 9-21 Februari 2021. Pengumuman seleksi tahap I dilakukan pada 24 Februari, selanjutnya pengumuman hasil seleksi akhir pada 12 Maret 2021.
Selanjutnya, para mahasiswa terpilih akan mendapatkan pembekalan mulai tanggal 15-21 Maret 2021. Setelah itu, penugasan ke SD terpilih dilakukan pada 22 Maret-25 Juni dan terakhir penarikan mahasiswa pada 26 Juni 2021.
Untuk melihat program Kampus Mengajar lebih dalam, detikcom berkesempatan mewawancarai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kemdikbud Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D.
Selama masa pandemi pembelajaran sudah dilakukan dari rumah. Untuk siswa SMA atau SMK dan mahasiswa relatif mudah beradaptasi. Tapi untuk anak-anak SD tentu sangat berat. Guru-guru kesulitan untuk bisa memberikan pendidikan bagi anak-anak. Selain karena masalah teknologi juga keterbatasan SDM. Banyak guru melakukan kunjungan ke rumah siswa agar pembelajaran dapat berjalan. Tentu sangat berat untuk bisa menjangkau banyak siswa. Sementara mahasiswa yang saat ini melakukan pembelajaran dari rumah masih tinggal di rumah masing-masing. Nah, kita sinergikan antara masalah dan peluang. Mahasiswa bisa membantu guru-guru mengajar adik-adiknya di SD terdekat atau di sekitar rumah. Itulah latar belakang program kampus mengajar di masa pandemi ini. Sebetulnya sebelum pandemi, program kampus mengajar sudah dirancang sebagai salah satu bentuk kegiatan kampus merdeka. Mahasiswa diterjunkan di SD atau SMP utk membantu guru menguatkan literasi dan numerasi serta pengenalan literasi digital pada anak-anak kita di pelosok. Jadi program kampus mengajar di masa COVID-19 ini merupakan adaptasi dari program Kampus Mengajar sebagai bagian dari program Kampus Merdeka.
Pada angkatan I ini kuotanya 15 ribu mahasiswa . Sampai dengan pagi ini mahasiswa yang sudah mendaftar sudah ada 48.657 orang.
Programnya berjalan selama 4 bulan. Mahasiswa mengajar 6 jam sehari. Kegiatan mahasiswa termasuk, membantu pembelajaran literasi dan numerasi, membantu adapasi teknologi, membantu administrasi, sosialisasi produk pembelajaran Kemendikbud (modul, AKSI, dan lain-lain), program-program sosialisasi kementerian, duta edukasi perubahan perilaku. Selama melakukan kegiatan tersebut mahasiswa pada acara membantu atau mendampingi guru. Mahasiswa juga dibimbing oleh dosen pembimbing dari kampus
Kementerian memberikan bantuan gawai ke sekolah-sekolah, tapi belum semua. Jadi untuk program ini masih lebih banyak berdasar gawai yang ada atau yang sudah dimiliki. Program sekolah yang menjadi sasaran kampus mengajar adalah SD dengan akreditasi C dan diprioritaskan yang berada di daerah 3T. Tapi, SD lain yang memerlukan juga dapat diikutkan.
Kampus asal mahasiswa tidak dasar, asal kampusnya legal. mahasiswa dari mana pun dapat mendaftar dan mengikuti seleksi program kampus mengajar. Yang penting lokasi tempat tinggal mahasiswa dekat dengan SD sasaran.
Syarat peserta adalah mahasiswa aktif minimal semester 5. Selain itu kriteria untuk mengikuti program ini adalah, memiliki IPK minimal 3 (dari skala 4), diutamakan memiliki pengalaman mengajar atau berorganisasi, dan mendapat rekomendasi dari kampus. Mahasiswa bisa mendaftar melalui laman.
https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/kampusmengajar2021
Apa harapan Kemdikbud dari program terlaksananya Kampus Mengajar bagi pendidikan Indonesia, khususnya di daerah 3T?
Harapan kita pembelajaran selama masa pandemi tetap dapat terlayani. Tetap terjadi pembelajaran. Potensi pembelajaran merusak akibat pandemi. It is the progress of the literasi dan numerasi siswa peningkatan serta aplikasi teknologi dan literasi digital meningkat
Bagi mahasiswa, meningkatkan hard skill dan soft skill mereka, meningkatkan kepemimpinan dan kepedulian sosial serta mengaktualisasikan potensi mahasiswa sebagai pendidik.