Berita
Praktik Pekerja Sosial Berbasis Masyarakat dalam Mewujudkan Hidup Berdamai dengan Covid-19
- 29 May 2020
- Posted by: webmaster
- Category: artikel widuri BERITA

Webinar Inspiratif
Keynote speaker: Prof. Dr. Robert M.Z. Lawang
10.00-12.00 Zoom
Selamat siang semuanya, semoga masih sehat dan kuat menghadapi ancaman virus corona. Selamat datang kepada kedua Narasumber Dr.Ir.R. Harry Hikmat, M.Si dan Drs. Widodo Suhartoyo, M.Sc di dunia virtual Zoom untuk memberikan pencerahan kepada mahasiswa S-2 Kesejahteraan Sosial terkait “Praktik Pekerja Sosial Berbasis Masyarakat dalam Mewujudkan Hidup Berdamai dengan Covid-19”. Selamat datang juga kepada mahasiswa S-2 Ilmu Kesejahteraan Sosial WIDURI, dan selamat bertemu kembali.
I. Pendahuluan
Saya harus memberikan penghargaan terhadap inisiatif mahasiswa S-2 untuk menyelenggarakan Webinar inspiratif (intelektual, pintar, kreatif) ini dengan tujuan (i) pengembangan pendekatan makro untuk penanganan Pandemi Covid-19 dan (ii) kontribusi model praktik pekerjaan sosial berbasis masyarakat oleh kalangan akademisi dan praktisi. Saya tertarik dengan tujuan pertama, karena tujuan kedua belum ada best practice bekerja di tengah bayangan ancaman covid-19.
Ada rambu-rambu yang diberikan oleh WHO, Pemerintah Indonesia dan STISIP WIDURI sebagai institusi.
Kotak-1
The challenges facing national competent authorities arise from: · implementing contingency plans; · reduced capacity to maintain a fully functioning food safety inspection programme resulting from the reallocation of staff to national COVID-19 emergency response teams, staff working from home, and staff illness and self-isolation; · reduced food testing capacity of food laboratories reassigned to COVID-19 clinical testing; · increased risk to the integrity of the food supply chain from food fraud; · need to respond to an increasing number of queries and questions from Ministers, the food industry, consumers, and the media. (WHO 22 April 2020, hal. 1). |
- WHO mengatakan bahwa ada “ tantangan untuk mempertahankan, tanpa interupsi, kegiatan rutin seperti pengawasan kegiatan bisnis makanan, penyetujuan ekspor, control masukya impor makanan, pemantauan dan daya tahan keamanan rantai pasokan pangan, penentuan sampel dan analisis makanan, pengelolaan informasi kejadian yang berhbungan dengan pangan, nasihat untuk keamanan pangan dan pengaturan pangan untuk industry pangan dan komunikasikan isu-isu terkait pangan ke public” (WHO 22 April 2020, hal. 1). Butir-butir tantangan itu dapat dilihat pada Kotak-1. Singkatnya “pengembangan pendekatan makro untuk penanganan Pandemi Covid-19” tetap berpusat pada kebutuhan pokok makanan, apakah yang dihasilkan sendiri oleh masyarakat, atau yang diimpor.
- Pemerintah Indonesia mengeluarkan bermacam-macam ketentuan mengenai the new normal (berdamai dengan covid-19) dalam bidang kesehatan, kehidupan sosial, penerbangan, pendidikan, transportasi, dan sebagainya, yang bisa saling terkait secara langsung, tetapi bisa juga tidak langsung.
- Saya sudah merancang sebuah pendekatan institusional dalam pengembangan STISIP WIDURI ke depan (lawang@widuri.ac.id) yang berbasis the new normal yang tidak saja mencakup kehidupan sosial tingkat makro, melainkan juga tingkat mezzo dan mikro. Definisi kerja tentang the new normal itu menunjuk pada Dengan interpretasi itu maka konsep the new normal menunjuk pada pola hidu
p baru dengan sistem pengelolaan risiko yang ketat sehingga dapat menekan peluang terjangkit virus corona yang berfungsi memutus mata rantai penyebaran virus corona jangka pendek atau panjang di satu pihak dan dapat bekerja seperti biasa seperti keadaan normal sebelumnya di lain pihak. (lawang@widuri.ac.id). Ada beberapa kata kunci dalam definisi itu: (i) pengelolaan risiko ketat, yang dalam terminology institusionalnya menunjuk pad disiplin ketat yang menghubungkan antara alat dan tujuan (means-end schema); tujuan utamanya adalah kesehatan, sedangkan tujuan sampingannya adalah bekerja seperti biasa (normal) untuk tetap hidup; (ii) pembiasaan hidup disiplin (normalisasi nilai-nilai kesehatan baru dengan tantangan virus corona) yang ada aspek rasionalnya (value-rational), aspek pembiasaan menjadi tradisi baru (institusionalisasi), aspek value-traditional basis dan aspek value-traditional-rational basis; (iii) perubahan perilaku dari tidak disiplin menjadi disiplin.
- Karena masyarakat kita terkenal kurang disiplin, the new normal adalah momentum yang baik untuk hidup menjadi lebih disiplin. Hidup disiplin menjadi dasar untuk apa saja, termasuk untuk “hidup berdamai dengan covid-19” yang dibahas dalam Webinar inspiratif ini.
- Dengan memperhatikan pertimbangan dari ketentuan WHO, Pemerintah dan STISIP WIDURI, saya menghargai upaya kita bersama untuk mengembangkan pendekatan makro terhadap isu ini, dengan tetap memperhatikan isu-isu disiplin dan institusionalisasi pada tingkat mikro dan mezzo.
II. Problem solving method
Problem solving method (PSM) adalah Intervensi Generalis (IG) adalah kekuatan kita. IG memiliki keunggulan karena punya basis (i) analisis teoretik untuk mengidentifikasi masalah, (ii) perencanaan matang untuk menentukan sasaran atau tujuan dan cara pencapaiannya, (iii) pelaksanaan yang disebut intervensi, (iv) monitoring dan evaluasi terhadap rencana, (v) terminasi dan tindak lanjut. Selain itu, apapun yang kita laksanakan selalu dalam panduan Etika Pekerjaan Sosial yang salah satu prinsipnya adalah integritas dan menghormati martabat klien kita sebagai manusia.
Dengan mengacu pada pedoman WHO tentang kebutuhan pokok masyarakat selama masa ancaman covid-19, pedoman pemerintah untuk pelbagai sector institusional dan arah pengembangan STISIP WIDURI ke depan, dan PSM dan IG, saya mengajak kalian untuk mempertimbangkan hal-hal urgen berikut ini:
Ambil satu kampong (mezzo) di kabupaten Pandeglang yang memenuhi persyaratan berikut:
- Air kurang tersedia di rumah : untuk melihat perubahan perilaku bersih.
- Bagaimana mereka mengatasi masalah itu?
- Apa yang masih kurang?
- Bagaimana solusi akhirnya?
- Sebagian besar masuk kategori miskin: untuk melihat kebutuhan pangan yang harus dipenuhi dalam keterbatasan gerak (social distancing).
- Bagaimana mereka mengatasi masalah itu?
- Apa yang masih kurang?
- Bagaimana mengatasinya?
- Sebelum anda ke lapangan sebaiknya anda mempelajari semua peluang yang ada untuk membantu masalah-masalah orang desa seperti:
- Bantuan keuangan untuk hidup (mungkin dari Kementerian Sosial).
- Bantuan keuangan untuk usaha (mungkin dari Kementerian UMKM).
- Bantuan peralatan sanitasi (mungkin dari lembaga swasta).
- Hasil akhir mungkin: membuat jaringan online untuk menghubungkan mereka dengan sumber-sumber yang dapat diakses. Karena itu perlu:
- Pembentukan kelompok digital dalam kampong.
- Pengembangan jaringan yang potensial untuk membantu mereka.
- Dari semuanya itu yang paling penting: turun ke lapangan dan mulai berbuat sesuatu. Jangan berhenti di Webinar.
Sekian dan Terima Kasih
Prof. Dr. Robert M.Z. Lawang
Ketua STISIP WIDURI
Pustaka
- ILO and WHO. COVID-19 and Food Safety: Guidance for competent authorities responsible for national food safety control systems. Interim guidance. 22 April 2020.
- WHO/MERS/IPC/15.1 Rev 1. Infection prevention and control during health care for probable or confirmed cases of Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) infection. Interim guidance. Updated October 2019..
Luar biasa patut untuk di tiru, semoga saya bisa bergabung di STISIP WIDURI kalau tdk anak2 saya
silahkan kak