Berita
Politik Identitas Menurut Charles Taylor
- 16 August 2023
- Posted by: adminKominfo
- Category: artikel widuri

Oleh : Iwan Setiawan SE, M.I.Kom
Pengajar Ilmu Komunikasi STISIP Widuri
Menyelami Kekayaan Kultural dalam Tatanan Sosial
Dalam landskap kompleks politik dan sosial, isu identitas telah memainkan peran penting dalam membentuk pandangan dan interaksi masyarakat. Salah satu pemikir yang telah menggali dalam kedalaman politik identitas adalah Charles Taylor, seorang filsuf dan teoretikus politik asal Kanada. Dalam pandangan Taylor, politik identitas tidak hanya mencakup pertanyaan tentang siapa kita sebagai individu, tetapi juga melibatkan dimensi budaya, sejarah, dan pemahaman kolektif. Artikel ini akan mengulas pandangan Charles Taylor mengenai politik identitas, menjelaskan konsep-konsep utama yang diajukan olehnya, dan memberikan gambaran tentang bagaimana pandangan ini dapat membantu kita memahami dinamika masyarakat kontemporer.
Pandangan Politik Identitas oleh Charles Taylor:
Charles Taylor menekankan pentingnya pengalaman budaya dan sejarah dalam membentuk identitas individu dan kelompok. Menurutnya, setiap individu memiliki identitas yang kompleks dan terjalin dalam konteks sosial dan budaya. Identitas tidak hanya tentang “siapa kita,” tetapi juga tentang “kita dalam hubungan dengan orang lain.” Taylor menolak pandangan sempit yang memandang identitas sebagai konsep statis, dan justru mendorong untuk memahami identitas sebagai sesuatu yang dinamis dan terus berkembang.
Multikulturalisme dan Pengakuan:
Pemikiran politik identitas oleh Charles Taylor terkait erat dengan konsep multikulturalisme dan pengakuan. Dia menganggap bahwa masyarakat yang beragam budaya dan identitas memerlukan pendekatan yang menghargai dan mengakui keberagaman tersebut. Taylor berpendapat bahwa pengakuan terhadap identitas kelompok dan hak-hak budaya mereka penting untuk memastikan kesetaraan dan harmoni dalam masyarakat. Dalam pandangannya, multikulturalisme bukan hanya tentang mengakui perbedaan, tetapi juga tentang memahami kekayaan kultural yang dapat memperkaya masyarakat secara keseluruhan.
Bahaya Eksklusivitas:
Salah satu keprihatinan utama Taylor adalah potensi politik identitas untuk menjadi eksklusif dan menghasilkan fragmentasi sosial. Dia mengingatkan bahwa saat identitas kelompok diperkuat secara berlebihan, ada risiko mengabaikan atau bahkan mengecilkan nilai-nilai universal dan tatanan sosial yang lebih luas. Oleh karena itu, dalam politik identitas, Taylor mendorong adanya keseimbangan antara pengakuan identitas kultural dengan komitmen terhadap kesatuan sosial.
Kesimpulan:
Charles Taylor telah memberikan kontribusi yang berharga dalam memahami kompleksitas politik identitas dalam masyarakat. Pandangannya yang menekankan pengakuan terhadap keberagaman budaya dan sejarah individu dan kelompok telah menginspirasi pemikiran tentang multikulturalisme yang inklusif. Namun, dia juga mengingatkan kita tentang bahaya mengambil jalur yang terlalu eksklusif, yang dapat mengancam kerukunan sosial. Dalam era globalisasi dan keragaman budaya yang semakin berkembang, pandangan Charles Taylor tetap relevan dalam membantu kita membangun masyarakat yang adil, inklusif, dan harmonis.