Berita
“Pandangan Mahasiswa terhadap Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia”
- 29 January 2021
- Posted by: webmaster
- Category: artikel widuri

Coronavirus disease atau yang biasa disebut Covid-19 adalah virus yang menjadi penyebab utama terjadinya pandemi di seluruh dunia. Covid-19 pertama kali ditemukan di Hubei pada pertengahan November 2019. Virus ini menyebabkan gangguan pada sistem respirasi, mulai dari yang tanpa gejala sampai pneumonia akut. Mudahnya penularan Covid-19 yang hanya melalui cairan dari mulut dan hidung seperti penularan flu membuat penularan virus ini terjadi secara cepat dan grafik penularannya meningkat setiap hari. Untuk mengantisipasi pandemi ini, pemerintah dari seluruh dunia membuat berbagai kebijakan, salah satunya adalah social distancing.
Adanya pandemi Covid-19 di Indonesia mewajibkan masyarakat untuk menaati protokol kesehatan dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk meminimalisiasi penyebaran virus. Dalam dunia pendidikan, pemerintah menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang mengharuskan mahasiswa belajar daring.
Pembelajaran daring ini mewajibkan civitas akademika yaitu pelajar dan pengajar memiliki laptop, telepon genggam, kuota internet yang cukup, serta sinyal yang baik. Bagi sebagian orang mungkin sistem pembelajaran jarak jauh ini sudah tepat untuk menggantikan pembelajaran tatap muka yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pada masa pandemi. Namun bagi pihak yang bersangkutan seperti mahasiswa dan dosen, pembelajaran jarak jauh ini tidak sepenuhnya sempurna. Banyaknya persyaratan untuk melakukan proses pembelajaran daring membuat mahasiswa terhambat dalam menerima ilmu. Berkembangnya teknologi memang memudahkan, namun belum tentu dapat menggantikan sistem tatap muka.
Keluhan-keluhan yang dialami mahasiswa sangat banyak dan beragam sehingga diperlukan peran pemerintah dan pihak universitas untuk memperbaiki sistem pembelajaran jarak jauh di Indonesia. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian “Perspektif Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia” untuk merangkum apa yang menjadi permasalahan bagi mahasiswa dalam pembelajaran online. Dengan mengetahui akar permasalahan, pemerintah dan pihak universitas dapat lebih mudah memahami situasi dan memberi solusi yang sesuai dengan situasi mahasiswa saat ini Adapun teori-teori yang mendukung dan relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Pandemi COVID-19
Saat ini dunia sedang diresahkan dengan adanya pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal tahun 2020. Virus ini adalah virus zoonosis yaitu virus yang dapat menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Penyebaran virus ini berlangsung sangat cepat karena cara penularan virus ini seperti penularan flu biasa.
Menurut Worlds Health Organization (WHO), ada empat cara penyebaran virus covid-19, yaitu 1) melalui droplet yaitu saat seseorang batuk, bersin, bernyanyi, berbicara, hingga bernapas. 2) melalui udara yaitu melalui partikel-partikel kecil yang melayang di udara. 3) melalui permukaan yang terkontaminasi yaitu saat seseorang menyentuh permukaan yang mungkin telah terkontaminasi virus dari orang yang batuk atau bersin. 4) melalui fecal-oral atau limbah manusia, melalui darah, dari ibu ke anak, hingga dari hewan ke manusia. (Sarah Oktaviani Alam, 2020)
- Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona, pemerintah Indonesia menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh untuk melaksanakan proses belajar mengajar selama pandemi. Pembelajaran Jarak Jauh yakni melaksanakan kegiatan belajar mengajar di rumah masing-masing untuk mencegah kerumuman dan sebagai pengganti dari pembelajaran tatap muka. Pembelajaran Jarak Jauh dilaksanakan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pembelajaran berbasis internet.
Berdasarkan Undang-Undang Perguruan Tinggi nomor 12 tahun 2012, pasal 31 tentang Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), PJJ merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi. PJJ akan memberikan layanan Pendidikan Tinggi kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler; dan memperluas akses serta mempermudah layanan pendidikan tinggi dalam pendidikan dan pembelajaran. PJJ diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan tinggi. (Pendidikan Jarak Jauh, 2020).
- Perspektif mahasiswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perspektif adalah cara melukiskan suatu benda pada permukaan yang mendatar sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi (panjang, lebar, dan tingginya). Perspektif juga dapat diartikan sebagai sudut pandang atau pandangan. (KBBI, 2016). Pada konteks ini, perspektif mahasiswa bermakna sudut pandang mahasiswa tentang kegiatan belajar secara daring. Sudut pandang dalam konteks ini ditujukan pada tingkat kepuasan, perasaan, maupun hambatan-hambatan yang dialami mahasiswa. Presepektif mahasiswa juga berisi pendapat kritis mahasiswa terhadap keadaan pembelajaran saat ini. Sumber