Berita
Nadiem Makarim: Lulusan Vokasi Langsung Kerja dan Peroleh Upah Layak
- 31 May 2021
- Posted by: webmaster
- Category: artikel widuri

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek) meluncurkan Merdeka Belajar Episode 11: Kampus Merdeka Vokasi.
Tema ini diangkat sebagai bukti keseriusan pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud Ristek untuk melakukan transformasi di bidang pendidikan vokasi.
Dengan perombakan total ini diharapkan siswa dari sekolah maupun perguruan tinggi vokasi segera bisa mendapatkan pekerjaan setelah lulus.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim mengatakan, visi Kampus Merdeka Vokasi sederhana tapi cara mencapainya sangat sulit.
Yakni, memastikan integrasi pendidikan tinggi vokasi dan dunia kerja semakin erat.
Hal ini bukan hanya dilakukan dengan cara menjalin kerjasama atau MoU saja. Tapi ada definisi baru, keeratan dan sinkronisasi dari berbagai macam aspek perguruan tinggi dan prodi-prodi tersebut.
“Kita ingin, anak-anak vokasi langsung bekerja dari pembelajaran yang dijalani perguruan tinggi vokasi. Goal jelas, anak-anak mendapatkan pekerjaan di berbagai macam industri secepat mungkin dan dengan upah layak,” terang Nadiem dalam acara peluncuran Merdeka Belajar Episode 11: Kampus Merdeka Vokasi yang diadakan secara virtual.
Nadiem menerangkan, essensi dari obyekif atau goal dari visi lulusan vokasi yakni menjadi lulusan yang kompeten, produktif dan lulusan kompetitif.
Hal ini perlu mentransformasikan paradigma lama yakni banyak lulusan perguruan tinggi vokasi atau politeknik tidak mendapatkan kesempatan yang sama seperti perguruan tinggi lainnya yang sifatnya lebih akademis.
“Hal ini harus dikoreksi bersama agar lulusan vokasi jauh lebih produktif dan kompetitif,” tegas Nadiem.
Perketat link and match
Nadiem menegaskan, dalam Kampus Merdeka Vokasi ini, seluruh pihak perlu merubah total paradigma lama. Standar link and match tidak hanya sekedar melakukan MoU tapi harus memenuhi 8+i.
Sehingga link and match yang dilakukan jauh lebih ketat dan mendalam daripada sekedar MoU.
Kemendikbud Ristek memastikan 8 elemen ini benar-benar terpenuhi agar bisa disebut institusi perguruan tinggi vokasi yang link and match dengan industri. Delapan elemen ini, antara lain:
- Kurikulum harus disusun bersama
Nadiem menjelaskan, jika tidak ada bukti kurikulum disusun bersama berarti bukan link and match. Kurikulum disusun bersama harus melengkapi aspek hard skill tapi juga soft skill kebutuhan dunia kerja.
- Pembelajaran harus berdasarkan project base
Harus praktik untuk memastikan hard skill dan peningkatan karakter development mahasiswa terjamin. “Sehingga mereka belajar dan bekerja, belajar menerapkan, bukan teori saja,” imbuh Nadiem.
- Partisipasi praktisi dan instruktur dari industri wajib
Menurut Nadiem, partisipasi ini ditingkatkan secara signifikan minimal 50 jam per semester per prodi. Ini ketentuan yang sangat penting, bagaimana mahasiswa mendapatkan skill yang relevan dengan industri jika praktisinya bukan berasal dari industri.
- Kewajiban 1 semester magang di dunia kerja
“Kalau bisa satu tahun tapi minimal satu semester mahasiswa magang di dunia kerja,” kata Nadiem.
- Punya sertifikasi dan kompetensi yang tepat
Baik lulusan maupun dosen, instruktur mempunyai sertifikasi dan kompetensi yang tepat untuk masing-masing sektor industri.
- Dosen dan instruktur vokasi peroleh pelatihan
Memastikan dosen atau instruktur perguruan tinggi vokasi secara rutin mendapatkan update teknologi dan pelatihan dari dunia kerja. Hal ini untuk memastikan seberapa sering mereka mendapatkan pendalaman, refresh dan upgrading dari dunia industri.
- Punya riset terapan
Riset terapan ini mendukung teaching factory atau teaching industry yang ada di dalam perguruan tinggi vokasi. Research terapan dimulai dari suatu kasus atau kebutuhan di suatu industri.
- Komitmen serapan
Komitmen serapan ini yang terpenting. Hal ini untuk merekrut lulusan perguruan tinggi di dunia kerja. Jika tidak melakukan hal itu berarti bukan link and match.
“Kriteria link and match jauh lebih ketat daripada hanya sekedar Mou. Kedelapan aspek ini, semuanya harus terpenuhi,” tegas Nadiem.