Berita
“Kampus Merdeka dan Potret Hidup Mahasiswa Kampus Mengajar”
- 5 June 2021
- Posted by: webmaster
- Category: artikel widuri

Kampus dan merdeka adalah sebuah yang sama jika didefinisikan sebagai pedoman hidup pendidikan Indonesia. Namun jika disandingkan dengan mengajar maka itu sebuah tujuan akhir dengan terobosan baru.
Konsep-konsep kampus Mengajar melahirkan sebuah konsep lain adalah merdeka belajar.
Merdeka belajar adalah memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, dan merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai. Menurut Nadiem Makarim (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan).
Jika dilihat dari program Kampus Mengajar sampai saat ini masih berlangsung dengan masa bakti berakhir pada tanggal 25 Juni 2021. Di sisi lain, patut diperhatikan mengenai kehidupan mahasiswa kampus Mengajar di setiap daerah dengan melibatkan Dosen sebagai pendamping peserta kampus Mengajar di lapangan.
Begitu banyak potret kehidupan peserta kampus Mengajar yang dilihat dari berbagai laporan hasil pelaksanaan program sejauh ini. Tentu potret kehidupan sehari-hari di sekolah.
Di awal pelaksanaan program ini, banyak mahasiswa yang mau melibatkan diri secara penuh. Dilihat dari realita ini tentu perlu mendapat apresiasi utuh karena masih banyak yang mau mendedikasikan diri untuk Negeri. Namun tidak sampai pada awal pelaksanaan program saja, kita perlu melihat dan sedikit merasakan ketika program ini berlangsung. Mengabdi dengan bertugas di sekolah-sekolah adalah bukanlah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Perlu adanya penguatan dalam diri dan juga perlu adanya pemahaman dasar mengenai kehidupan dalam dunia pendidikan.
Literasi dan numerasi adalah titik fokus program ini. Dan di sini kita patut memberikan definisi dengan objek khusus adalah siswa-siswi sekolah dasar.
Tentu kiblat dari kegiatan kampus Mengajar angkatan 1 ini adalah untuk jenjang pendidikan sekolah dasar.
Dari catatan harian pertama salah satu peserta kampus Mengajar menuliskan bahwa untuk menjadi seorang pendidik harus mampu membaca keadaan Perseta didik. Baik emosional maupun perkembangan motorik lainnya.
Menghadapi persoalan-persoalan nyata di lapangan adalah sebuah tantangan tersendiri bagi mahasiswa kampus Mengajar dengan diberdayakan secara penuh bahwa kampus Mengajar adalah benar-benar merdeka baik bagi pelajar maupun pendidik demi pendidikan Indonesia seutuhnya.