Berita
Sejak kemunculan virus corona, satu tahun terakhir sekolah telah di ‘liburkan’, bagaimana kabar moral mahasiswa? Dibanding sekolah tatap muka, tentu pertemuan via online melahirkan kesan baru bagi masyarakat.
Semua orang dipaksa belajar aplikasi video call dan mengganti beberapa kegiatan tatap muka menjadi sistem yang berani. Pengalaman yang dirasakanpun sangat berbeda. Mulai dari sistem pembelajaran, sistem penugasan, sampai bantuan kuota gratis untuk pelajar.
Terlebih saat hari ujian semester. Mahasiswa berlomba-lomba menjawab pertanyaan sebenar-benarnya dengan usaha ‘semaksimalnya’.
Jika dilihat dari keleluasaan daring, otomatis mahasiswa bebas mengakses informasi tanpa sepengetahuan seseorang. Tak terkecuali saat ujian. Pentingkah menerapkan sistem pengawasan akademik dalam kondisi seperti ini?
Pengawasan akademik atau yang biasa disebut dari penilaian kinerja guru dalam pembelajaran.
Sergiovanni (1987), bahwa evaluasi penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya nyata apa yang terjadi di dalam kelas? Atau apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik? Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam pembelajaran.
Sementara moral adalah ajaran tentang ajaran buruknya perbuatan dan perilaku, akhlak yang dimiliki semua orang. Mengapa pengawasan akademik dengan moral? Karena sejatinya guru tidak pernah lepas dari kehadiran pelajar, perilaku pelajar, hingga hasil seperti apakah yang akan diterima pelajar dari kegiatan bersekolah. Jadi perilaku dan perilaku dapat dicerminkan dari kegiatan pembelajaran di sekolah tempatnya belajar.
Jika penerapan tidak menerapkan sistem pengawasan akademik yang baik otomatis akan mempengaruhi sikap dan perilaku yang termasuk bagian dari kejujuran pelajar.
Seperti yang terjadi saat ini, mencontek salah is one of one hal yang tak bisa disangkal setiap pelajar. Kemungkinan pelajar untuk mencontek dalam sistem pembelajaran yang berani akan lebih sulit untuk bergantung pada andai saat memikat.
Pengajar tidak bisa melayani secara langsung tentang apa yang dilakukan pelajar. Tidak akan ada yang tahu kapan pandemi segera berakhir. Namun apa salahnya bagi masyarakat kampus untuk tetap memperjuangkan pengawasan akademik?
Upaya Menerapkan Kejujuran
Sebagai mahasiswa, kejujuran merupakan hal penting yang tak boleh dilupakan. Seperti apa upaya yang dapat dilakukan masyarakat kampus dalam menerapkan sistem pengawasan akademik yang baik? Dapat dimulai dari diri sendiri. Sebagai ajang keaktifan, mahasiswa telah diberi keleluasaan untuk dapat bertanya kepada dosen disetiap pelajaran.
Jika tujuannya untuk mendapat nilai ujian yang baik, mengapa tidak dimulai selama masa pembelajaran? Gunakanlah waktu pembelajaran untuk pelajar dapat aktif bertanya dan merespon materi kuliah. Dengan senantiasa pun pengajar akan mengingat bahwa pelajar juga bisa aktif saat pembelajaran, tidak hanya saat ujian saja.
Interaksi dalam kelas justru dapat menonjolkan mana pelajar yang terbuka dan tertutup. Pengajar dapat melihat secara langsung seperti apa perilaku pelajar.
Ditambah keaktifan ruang kelas juga menunjukkan perilaku pelajar yang terhindar dari kecurangan. Sebab lebih minim kebohongan/menconteknya dibanding mengerjakan ujian tanpa pengawasan pengajar.
Sebagai salah satu faktor penting dalam pembangunan, termasuk bidang pendidikan, SDGs memiliki tujuan yang meningkatkan kualitas pendidikan, memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil, dan dapat belajar hidup untuk semua. Jadikanlah kesempatan belajar untuk memperoleh ilmu sebanyak mungkin tanpa melupakan nilai moral yang dimiliki setiap manusia. Mari membangun moral bangsa yang jujur, disiplin dan berpikir global. Tak hanya dilingkungan sekolah tetapi juga di keluarga, dimanapun dan kapanpun.