Berita
STRATEGI BERTAHAN HIDUP PETANI DESA DENGAN MENJADI PEMULUNG DI KOTA (STUDI PADA PETANI DESA CIGORONDONG PANDEGLANG YANG MEMILIKI PEKERJAAN SEKUNDER SEBAGAI PEMULUNG DI KOMPLEK BMKG TANGERANG SELATAN)
Oleh Hakiki Magfiroh & Robert Markus Zaka Lawang
Penelitian ini mengkaji salah satu kelompok petani miskin di Desa Cigorondong Pandeglang yang melakukan strategi bertahan hidup dengan diversifikasi nafkah.Ada dua faktor yang melatarbelakanginya yakni faktor pendorong dari daerah asal dan faktor penarik dari daerah tujuan. Setelah petani di Desa Cigorondong Pandeglang melakukan strategi bertahan hidup dengan diversifikasi nafkah menjadi pemulung di Komplek BMKG Tangerang Selatan, ada beberapa kondisi baik ekonomi maupun sosial yang mengalami perubahan. Pada aspek ekonomi ada peningkatan pendapatan. Pada aspek sosial perubahan yang terjadi yakni adanya sikap solidaritas organik, yaitu solidaritas yang tumbuh berdasarkan pembagian kerja seperti yang terjadi di masyarakat perkotaan. Demikian, mereka tidak meninggalkan perilaku sosial pedesaan mereka seperti taat pada norma, gotong-royong dan lain sebagainya.
ANALISIS OUTPUT BADAN USAHA MILIK DESA DALAM PENINGKATAN EKONOMI PENERIMA MANFAAT PROGRAM KELUARGA HARAPAN (STUDI PADA BADAN USAHA MILIK DESA KARYA MEKAR SUKAJADI CIANJUR)
Mochammad Ikbal Sonuari1) dan Fentiny Nugroho
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui output atau luaran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam peningkatan ekonomi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH). Penelitian ini dilakukan pada BUMDes Karya Mekar Desa Sukajadi Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur. BUMDes Karya Mekar merupakan salah satu BUMDes yang melibatkan para penerima manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) dalam usaha bisnis BUMDes. Penerima Manfaat pada Program Keluarga Harapan, yang dikenal dengan istilah Keluarga Penerima Manfaat (KPM), merupakan kategori rumah tangga miskin.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan teknik wawancara mendalam serta observasi. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa melalui BUMDes, KPM dilibatkan dalam rangka memberi peluang mereka berwirausaha untuk peningkatan ekonomi dan bentuk komplementaritas dalam mendukung KPM mandiri secara ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BUMDes memberikan output atau luaran bagi para penerima manfaat Keluarga Harapan. BUMDes memberikan KPM: 1) Akses peluang usaha; 2) Peningkatan pendapatan keluarga; 3) Akses modal barang dengan mudah; 4) Peningkatkan Pengetahuan Pengelolaan Keuangan; dan 5) Percepatan Graduasi Mandiri dari Program Keluarga Harapan.
MANUSIA TIDAK DAPAT TIDAK BERKOMUNIKASI
Nelson Holong Parapat
Tulisan ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa kita tidak dapat untuk tidak berkomunikasi. Dalam kehidupan kita, baik secara sengaja atau tanpa sengaja, kita sudah berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar kita dimulai sejak kita dilahirkan sampai kelak kita mati. Komunikasi adalah proses saling memahami makna di antara dua sesama manusia. Komunikasi terjadi bilamana perilaku seseorang telah diinterpretasikan atau ditafsirkan oleh orang lain untuk memberi makna atas perilaku orang tersebut. Artinya, kita diangggap telah melakukan komunikasi jika perilaku kita telah ditafsirkan oleh orang lain meskipun kita tidak bermaksud menyampaikan pesan apa pun kepadanya. Dengan demikian, kita tidak dapat menghindarkan diri dari komunikasi.
Pemikiran bahwa kita tidak dapat untuk tidak berkomunikasi dapat dipahami karena di dalam komunikasi terkandung prinsip-prinsip komunikasi, yakni: isi inti dari komunikasi adalah makna; makna merupakan hasil dari interpretasi atau penafsiran atas perilaku; komunikasi telah terjadi bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal maupun perilaku nonverbalnya, terlepas dari apakah orang itu menyadari atau tidak menyadarinya; dan kita tidak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita.
Perilaku komunikasi dapat merupakan perilaku yang tidak disengaja atau perilaku disengaja. Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Setiap perilaku mempunyai mempunyai potensi komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari, di tengah-tengah komunikasi yang dengan sadar kita lakukan, sering kali terselip perilaku komunikasi yang kita tidak sadari atau tidak disengaja.
KEPEDULIAN SOSIAL PASCA KONFLIK: MAMALA-MORELA DALAM PENDEKATAN COMMUNITY DEVELOPMENT (STUDI EVALUASI PADA ORGANISASI PERSATUAN ANAK MUDA MALUKU – PAMM)
Rini Puji Lestari dan Nancy Rahakbauw
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana kepedulian sosial pasca konflik oleh PAMM di Negeri Mamala dan Negeri Morela dalam pendekatan Community Development. Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dalam studi evaluasi dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi pustaka untuk mendapatkan data yang diperlukan.
Hasil penelitian studi evaluasi menunjukkan bahwa kepedulian sosial oleh PAMM kepada masyarakat pasca konflik di Negeri Mamala dan Negeri Morela berjalan lancar dan masyarakat menerima dengan baik, namun dilihat dari sisi pekerjaan sosial dalam pendekatan Community Development belum terlalu baik. Hal ini dikarenakan PAMM bukanlah organisasi profesi maka sebagian besar kegiatan yang dijalankan masih bersifat aksi sosial biasa saja dan tidak terlalu serius dalam konsep pengembangan, sehingga efektivitas dan efisensi dari hasil ini tidak begitu berpengaruh guna mengembalikan keberfungsian sosial mereka dalam meningkatkan kondisi kesejahteraan sosial masyarakat.
PERENCANAAN DAN STRATEGI KOMUNIKASI YANG TEPAT MERUPAKAN SOLUSI KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
oleh Yerah Melita
Pada kehidupan sehari-hari komunikasi amat penting dan dibutuhkan oleh setiap manusia, karena tanpa melakukan komunikasi manusia akan “mati”. Dalam praktiknya komunikasi yang dilakukan tidak selalu sesuai dengan harapan, kadang menjadi hambar, tidak tepat sasaran, tidak nyambung, tidak terwujudnya motif komunikasi komunikator bahkan sering terjadi kegagalan dalam berkomunikasi atau dengan kata lain komunikasi yang dilakukan tidak efektif. Dengan menyadari bahwa komunikasi yang dilakukan manusia tidak selalu lancar, mulus dan berhasil sesuai dengan harapan kedua belah pihak, baik pihak yang memberi maupun yang menerima, maka dibutuhkan suatu perencanaan yang matang dan juga strategi yang tepat untuk melakukan komunikasi.
EFEKTIVITAS MEDIA SOSIAL DAN KOMUNIKASI WHATSAPP DALAM PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DI TAIWAN
Oleh Merdy Ervina Rumintjap
Pekerja Migran Indonesia (PMI) merupakan kelompok pekerja yang bekerja di luar negeri. Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah angkatan kerja besar dengan mayoritas berpendidikan rendah, mengalami kesulitan dalam memberikan lapangan kerja layak dalam negeri, sehingga bekerja di luar negeri menjadi pilihan bagi jutaan PMI dalam usaha meningkatkan dan menjawab kebutuhan hidup.
Sebagai negara pengirim pekerja migran besar, PMI membutuhkan perlindungan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban mereka sebagai PMI, baik sebelum penempatan, masa penempatan dan paska penempatan. Sekalipun ada regulasi yang menyebutkan setiap PMI yang hendak bekerja di luar negeri harus mendapat pengetahuan terhadap negara tempat bekerja, namun fasilitas ini dinilai kurang memadai untuk membekali PMI di luar negeri.
Sarana tambahan yang dianggap sangat nyaman dan mudah untuk melindungi PMI bisa dilakukan melalui sarana media sosial. Seiring dengan fakta seluruh PMI memiliki telepon selular, maka penggunaan media sosial dinilai bisa lebih efektif untuk menjangkau lebih banyak orang, biaya murah, nyaman, bisa akses berita terkini dan gampang untuk dibagikan (viral). Seperti halnya saat ini dilakukan oleh PMI di Taiwan setiap kali seorang PMI ingin mencari dan memberikan informasi terhadap PMI lainnya.
PRIVASI KOMUNIKASI: ANTARA BATAS PRIBADI DAN BATAS KOLEKTIF
Oleh Nelson Holong Parapat
Tulisan ini memberikan pemahaman kepada kita tentang privasi komunikasi, yaitu bagaimana kita memiliki dan mengelola informasi privat dalam komunikasi antarpribadi. Pengelolaan informasi privat mencakup pengaturan batasan pribadi dan batasan kolektif, yang mana di antara dua batasan itu terbentang rentangan proses privasi komunikasi mengenai informasi privat individu.
Privasi komunikasi adalah pengelolaan ketegangan antara keinginan bersikap terbuka atau bersikap tertutup (privasi), antara kebutuhan untuk tetap bersifat pribadi atau menjadi bagian dari kebersamaan (kolektif). Individu yang terlibat dalam suatu hubungan dengan individu lainnya akan terus-menerus mengelola garis batas dalam dirinya, yaitu antara batas pribadi dan batas kolektif, antara perasaan atau pikiran yang ia ingin berbagi dan yang ia tidak ingin berbagi dengan orang lain. Manajemen atau pengaturan privasi komunikasi adalah mengatur privasi atas informasi privat individu. Privasi selalu berhubungan pembukaan atau pengungkapan informasi privat. Informasi privat merupakan informasi yang dimiliki individu yang tersimpan dalam batas pribadinya yang potensi pengungkapannya ditentukan oleh faktor keintiman.
Batas pribadi dalam privasi komunikasi adalah garis yang membatasi ketika informasi privat tetap disimpan oleh seorang individu dan tidak dibuka kepada individu lain. Batas kolektif dalam privasi komunikasi adalah sebuah persimpangan batas privasi pribadi dari pemilik bersama informasi pribadi, yang semuanya bersamasama bertanggung jawab atas informasi tersebut. Turbulensi batasan merupakan gangguan manajemen privasi dan kepercayaan relasional yang terjadi ketika batas privasi kolektif tidak disinkronkan. Turbulensi batasan muncul ketika aturan-aturan koordinasi batasan tidak jelas atau ketika harapan orang untuk manajemen privasi berkonflik antara satu dengan lainnya.
PENGARUH PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT (PUGAR) TERHADAP KAPITAL SOSIAL PETAMBAK GARAM DI DESA TASIKHARJO KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH
Oleh Putri Khoiron Nisa’ & Robert Markus Zaka Lawang
Kapasitas sosial kelompok untuk bertindak dalam kepentingan kolektif tergantung pada kebijakan pembangunan berbasis institusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) terhadap kapital sosial petambak garam di Desa Tasikharjo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan regresi linier sederhana dan uji T.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program PUGAR mempengaruhi kapital sosial petambak garam sebesar 39,1% sedangkan 60,9% dipengaruhi oleh faktor lain. Hubungan antara program PUGAR dan kapital sosial berada dalam kategori kuat dengan nilai koefisien (R) sebesar 0,625. Hasil uji T menunjukkan program PUGAR berpengaruh positif terhadap kapital sosial yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi variabel program PUGAR sebesar 0,598 bernilai positif. Program PUGAR berpengaruh signifikan terhadap kapital sosial dengan tingkat kepercayaan 95%, dan nilai α = 0,05 yang dapat dilihat nilai thitung> ttabel (4,624 > 2,039513).
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN POSISI TAWAR PETANI KECIL (STUDI DI KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT)
Oleh Santi Jayani & Fentiny Nugroho
Penelitian ini mengkaji tentang implementasi kebijakan Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai upaya peningkatan posisi tawar petani kecil di Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Kajian dilakukan dengan menggunakan model implementasi kebijakan George Edwards III, bahwa implementasi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu komunikasi, sumberdaya, kecenderungan pelaksana kebijakan dan struktur organisasi. SRG Kabupaten Cianjur merupakan gudang dengan kinerja terbaik; dengan mengambil lokasi penelitian di kabupaten tersebut diharapkan mendapat gambaran mengenai pelaksanaannya.
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif; sedangkan pengumpulan data melalui teknik wawancara mendalam terhadap delapan informan dan observasi lapangan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa para pemegang kepentingan sudah melaksanakan ketentuan yang tercakup dalam empat faktor tersebut. Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian lebih karena SRG memiliki potensi besar mengingat pertanian adalah bidang pekerjaan utama di Kabupaten Cianjur. Implementasi kebijakan SRG merupakan intervensi kesejahteraan sosial yang bersifat tidak langsung (indirect intervention) dan mencerminkan pendekatan pembangunan sosial yaitu pendekatan yang menghubungkan dan mengintegrasikan kebijakan ekonomi dan sosial. Implementasi kebijakan SRG ini memberikan peluang kepada petani untuk mendapatkan penawaran yang baik bagi hasil produksi pertaniannya. Dengan berpartisipasi dalam sistem SRG, petani dapat melakukan tunda jual dan berpeluang untuk mendapatkan harga yang lebih baik serta meningkatkan kualitas produksinya, yang kemudian berdampak pada peningkatan penghasilan dan kesejahteraan sosialnya.
IMPLEMENTASI PROGRAM MARKETING PUBLIC RELATIONS MELALUI EVENT ORGANIZER
Oleh Yerah Melita
Setiap organisasi atau perusahaan pasti memiliki program atau rencana kerja yang akan diimplementasikan atau direalisasikan, namun pada kenyataan tidak semua dapat mengimplementasikan programnya sendiri. Organisasi, perusahaan ataupun perorangan dapat meminta bantuan kepada jasa Event Organizer untuk dapat menyukseskan program tersebut. Untuk dapat mengimplementasikan program organisasi atau perusahaan khususnya program Marketing Public Relations diperlukan kerja keras, kerjasama, dan kesepakatan antara kedua belah pihak, baik pihak organisasi atau perusahaan yang mempercayai untuk melaksanakan programnya kepada Event Organizer maupun pihak yang menerima kepercayaan, sehingga keduanya sama-sama memperoleh keuntungan.