Berita
Jurnal INSANI STISIP Widuri Vol 5 2018
- 17 August 2020
- Posted by: admin website
- Category: Jurnal
PENGORGANISASIAN FORUM WARGA SEBAGAI STRATEGI MEMPERKUAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG DESA
Oleh Hastin Trustisari*)
Mandat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 82 mengatur secara jelas tentang pentingnya partisipasi warga dalam tata kelola desa. Pasal ini membawa peluang dan tantangan, karena ruang partisipasi menjadi terbuka lebar bagi seluruh warga desa tak terkecuali perempuan untuk menyampaikan aspirasi, saran, dan pendapat lisan maupun tertulis dalam proses pembangunan desa.
Forum Warga yang tidak terlembagakan di desa, dianggap lebih cair karena tidak melihat sekat ekonomi, pemilikan aset dan strata sosial sehingga lebih memungkinkan diakses oleh warga termasuk perempuan. Terdapat banyak Forum Warga yang tidak terlembagakan di desa, namun tidak digunakan secara maksimal untuk membicarakan masalah desa.
Etika Profesi Dan Implementasinya Di Indonesia
Oleh Yerah Melita*)
Etika merupakan pedoman, acuan atau penuntun manusia dalam bersikap dan bertingkah laku. Etika dibuat bukan hanya diketahui dan dipahami, tetapi juga yang lebih penting dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat, baik di keluarga, maupun ketika menjalankan tugas dan tanggung jawab serta pekerjaan sesuai dengan profesi yang digelutinya.
Kata “etika” berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang memiliki arti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan dan cara berpikir. Bentuk jamaknya “to etha” yang memiliki arti adat kebiasaan. (Mufid, 2010: 173). Jadi secara etimologi kata etika memiliki arti adat kebiasaan. Lebih lanjut Mufid menjelaskan dalam istilah filsafat, etika memiliki arti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu mengenai adat kebiasaan.
PEMULIHAN KEBERFUNGSIAN SOSIAL WARGA KAMPUNG AMBON CENGKARENG JAKARTA BARAT DARI PENYALAHGUNAAN NARKOBA MELALUI METODE PENGEMBANGAN MASYARAKAT (COMMUNITY DEVELOPMENT)
Oleh Hudawami *)
Penyalahgunaan narkoba di Indonesia merupakan fenomena sosial yang telah menjadi masalah cukup serius. Untuk itu diperlukan penanganan yang komprehensif terutama terhadap pecandu dan koban penyalahgunaan narkoba. Sesuai yang diamanatkan oleh undang-undang bahwa pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba harus diberikan perawatan dan pengobatan sampai sembuh.
Latar belakang keberadaan Kampung Ambon di Komplek Permata Cengkareng adalah karena relokasi yang dilakukan oleh Gubernur DKI pada waktu itu dijabat oleh Bapak Ali Sadikin. Relokasi warga maluku ini karena dulu pada tahun 1942 sejak Jepang mengalahkan Belanda yang kemudian bergantian menjajah Indonesia, warga Maluku yang merupakan tahanan eks KNIL menghuni di Gedung STOVIA yang berada di Kawasan Senen Jakarta Pusat.
Permasalahan penyalahgunaan narkoba di Kampung Ambon Cengkareng Jakarta Barat merupakan masalah yang sudah berjalan cukup lama sehingga semakin lama dibiarkan akan menjadi masalah yang lebih besar dan rumit sehingga penanganannya pun semakin sulit dan memerlukan waktu yang cukup lama serta bukan tidak mungkin akan menyedot tenaga dan biaya yang cukup banyak.
Demikian penerapan model intervensi sosial pengembangan masyarakat (community development) dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba di Komplek Permata, Kelurahan Kedaung Kaliangke, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kampung Ambon.
PENGARUH PELAKSANAAN CERAMAH DENGAN DUKUNGAN LEAFLET TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA PEKERJA SEKS LANGSUNG UNTUK PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS
Oleh David Marthen Salakory*) & Demsi Wattimena**)
Penelitian ini bertolak dari adanya keprihatinan masyarakat umumnya terhadap HIV/AIDS yang telah berkembang menjadi fenomena sosial yang mencemaskan banyak keluarga khususnya di Kota Ambon. Peningkatan jumlah sebarannya sangat menggelisahkan karena angka prevalensinya terus meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan sebab HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, artinya satu kasus yang terlaporkan dapat mewakili sekian banyak orang dengan kasus sama. Upaya pencegahan melalui promosi kesehatan telah banyak dilakukan di Kota Ambon oleh berbagai pihak melalui kegiatan ceramah dan pembagian leaflet atau brosur di Lokalisasi Wanita Pekerja Seksual Langsung (WPSL) Tanjung Batu Merah Kota Ambon, dengan tujuan mereka memiliki pengetahuan dan perubahan sikap untuk melakukan pencegahan demi menurunkan risiko penularan HIV/AIDS. Prinsipnya, setiap orang berhak memperoleh pengetahuan agar dapat melindungi diri sendiri maupun orang lain.
WAJAH PENYIARAN TELEVISI DIGITAL INDONESIA: TINJAUAN REVISI UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN
Oleh Jaka Sindu*)
Perserikatan Bangsa-bangsa–PBB melalui International Telecommunication Union menetapkan tanggal 17 Juni 2015 sebagai batas waktu negara-negara di seluruh dunia untuk melakukan migrasi dari Penyiaran Televisi Analog ke Penyiaran Televisi Digital-Analog Switch Off (ASO) (The Geneva 2006 Frequency PlanGE 06 Agreement).
Revisi Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002, tak kunjung menemui titik temu. Tiga kali Rapat Harmonisasi Badan Legislasi-Baleg DPR RI pertengahan September 2017 tetap tidak menghasilkan keputusan. Rapat Harmonisasi Badan Legislatif adalah satu tahap legislasi untuk menetapkan draft Rancangan Undang-Undang (RUU) dan Naskah Akademik (NA) yang kemudian dibawa ke sidang paripurna untuk dibahas oleh Panitia Kerja (Panja) di Komisi. Dalam harmonisasi baleg, setiap fraksi (mini fraksi) menyampaikan pendapatnya mengenai RUU yang sedang dibahas, jika fraksi mufakat dan tidak ada keberatan untuk dilanjutkan prosesnya, sebuah RUU dinaikkan statusnya ke pembahasan tingkat berikutnya, maka tidak diperlukan voting (pemungutan suara), tetapi jika terdapat beda pendapat yang tajam antar fraksi maka dilakukan voting.
Menurut Hidayanto Jamal dan Andi Fachruddin (2011:320-321), era penyiaran digital telah dipelopori sejak 1998 di Inggris dan Amerika Serikat yang kemudian diikuti oleh negara maju lainnya. Penyebaran yang paling merata yaitu negara Eropa dan Asia dan Asia Timur, karena keseriusan pemerintahannya dalam mengantarkan kebijakan digitalisasi serta industri yang tanggap terhadap kemajuan teknologi penyiaran digital.
Munculnya beberapa organisasi tersebut bisa dimaknai sebagai ruang menyalurkan aspirasi dalam menyikapi regulasi dan kebijakan masalah penyiaran, tentu tujuannya mengamankan sisi keberhasilan bisnisnya. Selain itu organisasi oleh legislator (DPR RI) digunakan sebagai organisasi yang bisa memberi masukan dalam untuk membuat undang-undang penyiaran yang baik, walaupun akhirnya muncul pertarungan kepentingan dua kubu ATVSI dan ATSDI yang secara konsep berseberangan. Kehadiran ATVNI juga menjadi klaim atas keengganan terhadap konsep televisi lokal berjaringan (nasional), atau dengan kata lain dalam penyiaran digital semuanya berkonsep televisi nasional terestrial.
STRUKTUR SOSIAL EKONOMI KELUARGA, KAPITAL SOSIAL, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA LABSCHOOL JAKARTA, RAWAMANGUN JAKARTA TIMUR
Oleh Marsono*) & Robert Markus Zaka Lawang**)
Keluarga memiliki peran dan fungsi dalam memproduksi kapital sosial. Perubahan struktur keluarga akan menghilangkan kapital sosial, hal ini dikarenakan ketidakhadiran orang tua yang bekerja diluar rumah. Jika kapital manusia yang dimiliki orang tua kebanyakan dihabiskan di tempat kerja dan di tempat lain di luar rumah, maka keluarga tidak mampu berperan dalam memproduksi kapital sosial yang dibutuhkan anak dalam pencapaian prestasi belajarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur sosial ekonomi keluarga dan kapital sosial dengan prestasi belajar anak
Penelitian ini menggunakan faktor-faktor yang akan diamati dan sebelumnya telah dijelaskan hipotesis dari faktor-faktor tersebut, antara lain prestasi belajar siswa yang akan dipengaruhi oleh struktur sosial ekonomi keluarga dan kapital sosial yang dimiliki keluarga.
Variabel struktur sosial ekonomi keluarga (SSE) dan kapital sosial (KS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pencapaian prestasi belajar anak.
PENGUNGKAPAN-DIRI DALAM KOMUNIKASI
Oleh Nelson Holong Parapat *)
Tulisan ini menyajikan deskripsi tentang konsep pengungkapan-diri dalam komunikasi. Setiap orang suka atau tidak suka, sengaja atau tidak sengaja, selalu melakukan pengungkapan-diri kepada orang lain. Setiap perilaku kita yang mengomunikasikan berbagai makna kepada orang lain itu disebut sebagai pengungkapan-diri. Pengungkapan-diri adalah membeberkan informasi tentang diri kita.
Mulyana mengilustrasikan, cobalah anda minta seseorang untuk tidak berkomunikasi. Sangat sulit baginya untuk berbuat demikian, karena setiap perilakunya berpotensi untuk ditafsirkan.
INTERVENSI PEKERJA SOSIAL TERHADAP PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL KLIEN KORBAN PERDAGANGAN ORANG (Studi Kasus Di Shelter Harapan – Roxy Jakarta Pusat)
Oleh Maria Mathildis Ogur *)
Perdagangan manusia adalah perbudakan di zaman modern. Manusia sebagai gambaran Tuhan dihancurkan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini bertujuan mengetahui permasalahan psikososial klien korban perdagangan orang, dan hasil intervensi.
Korban yang dipulangkan sering mengalami kondisi sakit, trauma atau gangguan psikologis, akibat tekanan fisik yang dialami dan terlalu lama menunggu di penjara. Banyak yang depresi, tidak mengenal dirinya, cacat karena kecelakaan kerja, buta tidak bisa melihat, dicambuk rotan, dan beberapa kasus seperti hamil tanpa diketahui siapa yang menghamilinya.
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan sistem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat.
TANDA DALAM KOMUNIKASI
Oleh Nelson Holong Parapat *)
Tulisan ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa proses komunikasi yang secara awam merupakan hal yang biasa-biasa saja, ternyata sebetulnya merupakan suatu hal yang dahsyat dan proses yang kompleks yang menunjukkan anugerah Roh Agung bagi kita umat manusia. Bagaimana tanda-tanda digunakan dalam komunikasi manusia, mencerminkan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan ikut menentukan masa depan planet bumi. Tanda adalah sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi indra kita; tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri.
KEKAYAAN DAN KERAGAMAN LINGUISTIK NUSANTARA, SEBUAH IDENTITAS WARISAN BUDAYA YANG TERABAIKAN DAN TERANCAM PUNAH (Sebuah Tinjauan Aspek Sosiolinguistik dan Pragmatis Pelestarian Bahasa Berbasis Komunitas)
Oleh Petrus Lambe *)
Indonesia adalah rumah bagi 719 bahasa dan menjadi negara terkaya kedua bahasanya setelah Papua New Guinea (PNG) dengan 800 lebih bahasa (Ethnologue edisi 21, 2018). Bahasa Indonesia (BI) adalah bahasa yang paling dominan digunakan di seluruh wilayah Indonesia saat ini, karena fungsinya sebagai bahasa resmi kenegaraan dan bahasa persatuan. Kontak BD-BI dan BA (Bahasa Asing) secara alamiah telah mengkondisikan BD pada posisi yang semakin lemah terutama pada BD minoritas dan berangsur-angsur kehilangan fungsinya, bahkan ditinggalkan penuturnya. Kehilangan bahasa berarti kehilangan segala pengetahuan dan kearifan lokal yang melekat didalamnya dan dokumentasi lewat tulisan, audio dan visualisasi tentu tidak dapat mewakilkan kondisi alamiah.
Bahasa Ibu (B1) adalah; bahasa yang seharihari dipakai di rumah, dipelajari secara informal sejak lahir, paling dimengerti, diidentifikasikan sebagai bahasa asli, paling sering digunakan dan yang dipakai saat berpikir. Dalam konteks sejarah masa lalu bahasa Ibu selalu identik dengan Bahasa Daerah (BD), karena dipelajari di rumah dan Bahasa Indonesia (BI) dan Bahasa Asing (BA) sebagai B2 dan B3, dan seterusnya yang diperoleh atau diakusisi melalui pergaulan atau pendidikan.
INTERAKSI SIMBOLIK KOMUNITAS TARING BABI DENGAN MASYARAKAT SEKITAR
Satria Wijaya Dipa *)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan peneliti pada interaksi simbolik Komunitas Taring Babi yang berpenampilan eksentrik dengan masyarakat sekitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi antarbudaya yang dibangun oleh Komunitas Taring Babi dengan masyarakat sekitar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis deksriptif.
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang tidak lepas dari sebuah interaksi terhadap manusia lainnya, baik itu individu atau pun dengan kelompok, sehingga mendorong manusia untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Namun, tidak semua masyarakat mempunyai karakterisktik atau kesamaan dengan masyarakat umumnya.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dengan menganilsis data secara induktif.
SOCIAL CAPITAL FORMATION SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN KOMUNITAS BERBASIS ASET DALAM PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN (Studi Kasus Kepariwisataan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur)
Oleh Willy Tandikara *) & Robert Markus Zaka Lawang**)
Saat ini pariwisata dianggap memiliki peran yang potensial sebagai penggerak pembangunan sosio-ekonomi. Sektor pariwisata memiliki daya tarik tersendiri sehingga menjadi pilihan bagi para pelakunya untuk dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik yang didapat melalui multiplier effect dalam kesempatan kerja, peluang berusaha dan distribusi pendapatan. Namun, penelitian yang menganalisis struktur kapital yang dimiliki oleh masyarakat lokal dalam kaitannya dengan indutri pariwisata dan bagaimana peningkatan dari kapital tersebut melalui kapital sosial demi memunculkan peluang baru yang dapat meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam industri pariwisata masih sangat sedikit. Penelitian ini berupaya mengisi kesenjangan ini dengan mengeksplorasi industri pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Dengan mengidentifikasi kapital yang dimiliki oleh masyarakat lokal dan peluang yang dapat muncul melalui kapital sosial. Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini ditemukan masih rendahnya tingkat kapital yang dimiliki oleh masyarakat lokal sehingga menghambat partisipasi mereka dalam industri pariwisata, dan bagaimana kapital sosial dapat memainkan perannya demi meningkatkan peran masyarakat lokal dalam industri pariwisata.
MOTIVASI KERJA KARYAWAN MELALUI EMPLOYEE RELATIONS
Yerah Melita *)
Salah satu unsur yang cukup penting untuk dikelola serius adalah unsur “Manusia”. Unsur manusia atau karyawan memiliki peran penting dalam suatu organisasi/perusahaan, disamping unsur-unsur lainnya seperti: uang, material, metode, mesin dan pasar. Hal itu penting karena karyawan merupakan aset dalam suatu organisasi atau perusahaan. Tanpa adanya karyawan, sebuah organisasi/perusahaan tidaklah dapat beroperasi. Salah satu cara yang dapat memotivasi karyawan untuk lebih semangat dalam melakukan pekerjaannya adalah kegiatan employee relations.
Di era milenial ini, masih ada organisasi atau perusahaan yang mengabaikan hubungan dengan publik internal yaitu hubungan dengan karyawan. Organisasi/perusahaan selalu fokus dengan target pemasukan ataupun sibuk dengan hubungan pihak eksternal untuk membangun citra yang positif.
GB777 Slot Gacor
Scatter Hitam
GB777 Slot Gacor Hari Ini
GB777 Slot Gacor Hari Ini
Slot Gacor
GB777 Slot Gacor Hari Ini
777one
777one
777one