Berita
Deretan Inovasi Kampus Selama Covid 19
- 11 March 2021
- Posted by: webmaster
- Category: artikel widuri

Setahun sudah pandemi covid-19 melanda Indonesia. Wabah ini merepotkan semua lini, tak terkecuali pendidikan tinggi, termasuk riset dan inovasi.
Namun, dengan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi kampus segera bangkit. Mereka bergerak cepat melakukan penelitian dan menghasilkan inovasi di awal-awal pandemi.
Hingga kini, sudah banyak inovasi dari perguruan tinggi yang digunakan selama pandemi covid-19 di Indonesia. Mulai dari alat pelindung diri (APD), Ventilator, sampai dengan alat pendeteksi covid-19.
Setahun sudah pandemi covid-19 melanda Indonesia. Wabah ini merepotkan semua lini, tak terkecuali pendidikan tinggi, termasuk riset dan inovasi.
Namun, dengan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi kampus segera bangkit. Mereka bergerak cepat melakukan penelitian dan menghasilkan inovasi di awal-awal pandemi.
Hingga kini, sudah banyak inovasi dari perguruan tinggi yang digunakan selama pandemi covid-19 di Indonesia. Mulai dari alat pelindung diri (APD), Ventilator, sampai dengan alat pendeteksi covid-19.
Alat ini mampu bekerja selama enam jam secara terus-menerus dan dapat disematkan pada tas atau ikat pinggang khusus dalam pengoperasiannya. APD hasil inovasi UI ini diharapkan mampu melindungi para tenaga medis yang tengah bertugas merawat para pasien covid-19.
- Vent-I
Ventilator menjadi salah satu alat yang paling dicari saat pandemi. Bahkan, ketersediaannya sangat terbatas karena banyak yang pasien covid-19 yang membutuhkan.
Institut Teknologi Bandung (ITB) berkolaborasi dengan YPM Salman ITB dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) mengembangkan ventilator portabel yang dapat digunakan dengan mudah oleh tenaga medis.
Vent-I telah dinyatakan lolos uji produk oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan pada April 2020 lalu.
Saat ini, Vent-I sudah mulai diproduksi massal setelah diluncurkan secara resmi oleh Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) pada Januari 2021.
3.Raisa dan KECE
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bersama Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) menambah sejumlah fitur kepada dua unit Robot Medical Assistant ITS-Airlangga (RAISA). Hal ini jadi bagian pengembangan robot untuk menggantikan tenaga medis dalam menangani pasien virus korona (covid-19) itu.
Selain ITS, Universitas Negeri Surabaya juga mengembangkan robot dengan fungsi yang sama yaitu, KECE. KECE memiliki kemampuan untuk membantu tenaga medis dalam mendistribusikan makanan, dan sterilisasi ruangan di rumah sakit.
- GeNose C19 Inovasi UGM
Universitas Gadjah Mada (UGM) siap meluncurkan inovasi terbaru GeNose, yaitu berupa alat pendeteksi covid-19 hanya dengan menggunakan embusan napas saja. GeNose bekerja secara cepat dan akurat mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi covid-19 yang keluar bersama napas seseorang.
Napas orang diambil di indera melalui sensor-sensor dan kemudian diolah datanya dengan bantuan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk pendeteksian dan pengambilan keputusan. Selain unsur kecepatan dan keakurasian, GeNose didesain sangat handy sehingga dapat dioperasikan oleh seseorang secara mandiri dan efisien.
GeNose saat ini sudah mengantongi izin edar dan siap dipasarkan. Terbaru, GeNose digunakan dalam layanan kereta api untuk mendukung screening covid-19 dan bakal tersedia di 44 stasiun.
- I-nose
Guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD mengembangkan i-nose c-19. Ini merupakan inovasi alat pendeteksi covid-19 melalui bau keringat ketiak.
I-nose c-19 sudah masuk dalam tahap penambahan sampel untuk proses uji profiling.