Berita
“Antara Peluang dan Tantangan Merdeka Belajar”
- 9 April 2021
- Posted by: webmaster
- Category: artikel widuri

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat yang membawa perubahan banyak aspek kehidupan manusia. Hal ini pula menuntut kita untuk menyesuaikan diri dengan menggunakan perkembangan zaman. Banyak lapangan pekerjaan yang hilang dan aman menggunakan jenis pekerjaan baru.
Kita wajib menyadari bahwa pada sejarah, ilmu pengetahuan dan teknologi selalu dan terus berkembang. Contohnya, revolusi industri yang terjadi dalam abad ke-18 di Inggris. Era itu penggunaan energi kerja fauna wajib diganti menggunakan penggunaan mesin berbasis manufaktur.
Perubahan ekonomi, sosial, dan budaya yang terus melaju cepat, perguruan tinggi wajib cepat tanggap tanggap menanggapi hal ini dan melakukan banyak sekali transformasi pembelajaran untuk membekali dan mempersiapkan lulusan yang unggul, kompeten, berbudaya, dan berkarakter.
Nadiem Anwar Makarim yang menjadi Menteri Pendidikan & Kebudayaan mengatakan, tantangan menciptakan kebijakan yang nantinya akan digunakan perguruan tinggi yang sekarang dikenal memakai sebutan “Merdeka Belajar“.
Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran dan lulusan perguruan tinggi, konsep yang sudah ditawarkan sang Pendiri Gojek ini bertujuan untuk mengajak seluruh pihak perguruan tinggi membangun rencana strategis dalam mempersiapkan kompetensi.
Ada empat program andalan. Pertama adalah memberikan layanan untuk membuka program studi yang baru. Perubahan yang kedua adalah sistem akreditasi perguruan tinggi. Yang ketiga adalah lapangan Perguruan Tinggi Negeri berbadan hukum. Dan yang keempat atau terakhir adalah hak belajar untuk mahasiswa menempuh tiga semester di luar program.
Dalam upaya mempertinggi mutu pendidikan dan lulusan, kebijakan Mendikbud ini mampu dijadikan acuan seluruh perguruan tinggi karena pembelajaran yang sangat berfokus pada mahasiswa (student centered learning) ini memberikan kesempatan dalam mereka untuk berbagi kreativitas, inovasi, kepribadian, dan kebutuhan
Untuk memantapkan keahlian sebelum memasuki dunia konkret pekerjaan, mereka mampu mendapat mata kuliah pendukung di luar acara studi. Contoh mata kuliah Jurnalistik, Humas atau Manajemen Komunikasi yang ditawarkan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi.
Selain hal itu, mahasiswa bisa mendapat mata kuliah lintas fakultas. Misalnya, Pemasaran pada Fakultas Ekonomi, lantaran mata kuliah yang memiliki relevansi yang erat dengan keahlian berbahasa, dan mendapat mata kuliah Ilmu Hukum Dasar pada Fakultas Hukum untuk menambah pengetahuan mereka, pencerahan aturan, dan menghindari penipuan aturan. Misalnya, kontrak kerja perusahaan yang perlu pemahaman aturan.
Mereka bisa pula mengasah literasi komputer pribadi dan melalui mata kuliah yang ditawarkan lintas jurusan Ilmu Komputer, atau bias pula magang atau melakukan Praktik Kerja Lapangan pada perusahaan media dan televisi untuk menerima pengalaman riil mengenai pekerjaan yang akan mereka jalani. Oleh karena itu, jika acara Merdeka Belajar ini dibuat dengan matang dan diimplementasikan, baik soft skill dan hard skill akan terbentuk secara lebih bertenaga dan lebih siap. Banyaknya peluang positif yang dijanjikan, program Kampus Merdeka mempunyai tantangan untuk mencapai output maksimal.
Kesulitan pada penanganan administrasi mahasiswa yang pindah dari satu prodi atau kampus satu ke kampus lainnya akan menciptakan tantangan pada setiap perguruan tinggi. Terkait hal lain, akan ada pula standar produksi antara satu perguruan tinggi dengan perguruan tinggi lainnya.
Tantangan selanjutnya untuk mahasiswa kemungkinan besar tidak bisa memilih mata kuliah, lantaran tidak memahami pemahaman terhadap pengantar mata kuliah. Kompetensi lulusan menjadi lebih ahli dan kurang spesifik dalam keilmuannya.
Tantangan dari peluang dan peluang kebijakan ini, yang terpenting merupakan bagaimana perguruan tinggi lulusan yang unggul, kompetitif, berkepribadian, dan berkarakter yang tidak tercerabut dari budayanya, karena kualitas-kualitas tersebutlah yang akan berkontribusi secara positif terhadap kesejahteraan.